Friday, February 1, 2008

"Eltern haften für ihre Kinder" -- orang tua anak tersebut wajib membayar kerugian

"Eltern haften für ihre Kinder" -- orang tua anak tersebut wajib membayar kerugian.





Burkhard Scherer entdeckt einen entscheidenden Hinweis: "Betreten der Baustelle verboten! Eltern haften für ihre Kinder!"




Tinggalkan Utang Rp 1.800 Triliun

TRIBUN TIMUR MAKASSAR RSS

Selasa, 29-01-2008

KETUA Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI Effendi Choirie jengkel bukan main.

... ... ... ...

Effendi salah

Soeharto tidak meninggalkan utang Rp 1.500 triliun, melainkan meninggalkan utang Rp 1.800 triliun!

Tepatnya 800 miliar dolar AS.

Artinya, jika utang tersebut dibagi-bagikan kepada 200 juta penduduk Indonesia, maka setiap kepala dibebani utang Rp 9 juta.

... ... ... ...

Namun, hanya dalam waktu dua-tiga tahun, Thailand, Malaysia, serta Singapura berhasil mengatasinya.

... ... ... ...

Warisan utang Soeharto itu masih menjadi beban negara hingga kini.

... ... ... ...

Artinya, anggaran yang semestinya dipergunakan untuk, misalnya, membangun jalan, memperbaiki gedung sekolah, dan segala fasilitas umum digerus habis oleh utang warisan Soeharto ini.

Kini, setelah 10 tahun sejak diturunkan, Soeharto sebenarnya masih menyusahkan rakyat.

... ... ... ...

Jumlah pembayaran pokok dan bunga utang hampir dua kali lipat anggaran pembangunan dan memakan lebih dari separuh penerimaan pajak.

... ... ... ...

Saat Soeharto turun, akhirnya terungkap sebanyak 30 persen utang luar negeri itu atau sedikitnya Rp 540 triliun dikorupsi oleh Soeharto dan kroni-kroninya.

... ... ... ...

Namun, sikap tegas Soekarno yang mencium ada udang di balik batu lembaga moneter dari Amerika Serikat (AS) itu memaksa IMF segera hengkang.

... ... ... ...

Selama 30 tahun ke depan, rakyat tidak menyadari bahwa pembangunan yang dilakukan adalah utang-utang berbunga yang mesti dibayar.

... ... ... ...

Namun kehadiran IMF justru mengakibatkan bertambah parahnya berimbas pula terhadap ekonomi Indonesia, tidak lebih dari satu tahun terjadi pelarian modal (capital flight) keluar negeri besar-besaran yang menyebabkan pengangguran, diperparah lagi dengan penurunan nilai tukar rupiah secara drastis.

... ... ... ...

Tak satupun di antara mereka yang seberani Presiden Venezuela, Hugo Chavez.

Tahun 2007 lalu, Chavez mengumumkan secara resmi bahwa negaranya menyatakan keluar dari keanggotaan Bank Dunia dan IMF.

Akhirnya, hingga kini, dibanding negara-negara yang dihantam krisis ekonomi 11 tahun silam, ekonomi Indonesia tetap terpuruk dan tak beranjak.

... ... ... ...

Tetapi kesalahan terbesar penguasa Orde Baru itu terletak pada kebijakan ekonomi yang seolah-olah begitu kuat -- karena ditopang oleh tindakan represif -- padahal kenyataannya sangat rapuh.

... ... ... ...

Tapi, yang pasti, disadari atau tidak, peletakan kebijakan ekonomi Soeharto yang begitu rapuh, masih dirasakan dampaknya hingga kini.

Setelah 10 tahun
dipaksa turun dan bahkan setelah Soeharto sudah wafat.

... ... ... ...




Die negara-negara yang berbahasa Jerman ada istilah umum berikut ini.

"Eltern haften für ihre Kinder" atau juga "Eltern bürgen für ihre Kinder"

(Häufig finden Sie auf Baustellenschildern den Vermerk "Eltern haften für ihre Kinder".)

Artinya, bila seorang anak merugikan pihak lain (mis. bermain bola, dan kemudian memecahkan kaca jendela rumah tetangga), maka orang tua anak tersebut wajib membayar kerugian yang terjadi.





§ 832 Haftung des Aufsichtspflichtigen

(1) Wer Kraft Gesetzes zur Führung der Aufsicht über eine Person verpflichtet ist, die wegen Minderjährigkeit ... der Beaufsichtigung bedarf, ist zum Ersatz des Schadens verpflichtet, den diese Person einem Dritten widerrechtlich zufügt. Die Ersatzpflicht tritt nicht ein, wenn er seiner Aufsichtspflicht genügt oder wenn der Schaden auch bei gehöriger Aufsichtsführung entstanden sein würde.



Disebabkan Jenderal Soeharto, dalam semua bentuknya, melaksanakan titah-titah Kebijakan Pemerintah Negara Amerika Serikat dengan sebaik-baiknya (seharusnya mendapatkan penghargaan tertinggi, berupa bintang jasa dan imbalan uang yang memadai), maka dihasilkanlah keadaan seperti yang tertulis di atas itu.


Apa artinya semua ini?

Artinya, pihak "yang wajib membayar kerugian yang terjadi" adalah Pemerintah Negara AS.



Indonesia sangat bangga dengan putra-putrinya (para cendekiawan dan bukan cendawan) yang berada di Den Haag dan di Belanda pada umumnya.

Semua orang mengetahui bahwa Den Haag adalah kota dari Pengadilan Internasional.

Artinya, putra-putri Indonesia tersebut wajib dengan segera mengajukan tuntutan kepada Pemerintah Negara AS untuk keadilan Indonesia melalui Pengadilan Internasional di Den Haag.



Berikut ini cuplikan beberapa pernyataan mereka, yang sangat disayangkan adalah bahwa semua dengan alamat yang salah!



Soeharto Harus Diadili, Secara Moral Harus Dihormati
Senin, 14 Januari 2008, 13:33:13

Rakyat Merdeka

SUARA MAHASISWA DI BELANDA (1)

Den Haag, myRMnews. Kabar tentang kondisi kesehatan bekas Presiden Soeharto yang terus menurun sampai juga ke belahan dunia lain. Mahasiswa Indonesia di Belanda, misalnya, tetap mengikuti perkembangan kondisi kesehatan bekas penguasa Orde Baru itu termasuk perdebatan mengenai status hukumnya.

Koresponden myRMnews di Belanda A. Supardi Adiwidjaya menemui sejumlah mahasiswa Indonesia di Belanda. Mereka menginginkan antara proses hukum dan moral atau kemanusiaan dalam kasus Soeharto dipisahkan.

... ... ... ...

Yohanes Widodo, mahasiswa Universitas Wageningen, Wakil Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Wageningan (Belanda):

"Proses hukum terhadap Soeharto harus tetap dijalankan. Tetapi secara moral Pak Harto harus tetap diakui bahwa dia adalah pemimpin kita."



Tak Ada Maaf untuk Soeharto
Jumat, 25 Januari 2008, 15:46:38

Rakyat Merdeka

SUARA MAHASISWA DI BELANDA (2)
SUARA DARI BELANDA

... ... ... ...

MD Kartaprawira, Ketua Umum Lembaga Pembela Korban 1965 (LPK'65) di Negeri Belanda:

"Yang benar adalah kasus hukum (HAM, pidana, perdata) atas Soeharto dilaksanakan, kemudian dipikirkan tentang perlu atau tidaknya memberi ampun/amnesti. Jadi, bukan otomatis memberi ampun/amnesti kepada Suharto setelah kasusnya diputus di pengadilan."



Kejahatan HAM Soeharto Sudah Extra Ordinary Crime
Selasa, 15 Januari 2008, 16:01:00 WIB

Rakyat Merdeka

SUARA MAHASISWA DI BELANDA (2) B

... ... ... ...

Saurlin Siagian, mahasiswa Institute of Social Studies yang juga Ketua PPI Den Haag:

"Ketiga, bagi saya, masalah terbesar Soeharto bukan masalah perdata dan pidana yang dialamatkan saat ini kepadanya, tetapi persoalan jutaan orang yang terbunuh, diasingkan, dan terpaksa harus tinggal luntang-lantung di luar negeri, karena kebijakan sistematik Soeharto untuk menyingkirkan orang-orang yang terlibat atau tidak terlibat peristiwa G 30 S tahun 1965."



Soeharto Tak Pantas Diganjar Penghargaan
Selasa, 15 Januari 2008, 17:31:34

Rakyat Merdeka

SUARA MAHASISWA DI BELANDA (3)

... ... ... ...

Reni Susanti, program MA Student Human Rights Development and Social Justice Institute of Social Studies Den Haag:

"Persoalan yang lebih penting adalah, sejak mengambil alih kekuasaan dan selama masa berkuasanya di Indonesia dia telah melakukan berbagai pelanggaran HAM berat, melakukan korupsi yang seharusnya bisa digunakan untuk menyejahterakan rakyat."

"Ini kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang sungguh tidak masuk akal dan luar biasa besarnya."



Putusan Hukum Soeharto Lebih Penting daripada Sita Hartanya
Selasa, 15 Januari 2008, 18:29:32

Rakyat Merdeka

SUARA MAHASISWA DI BELANDA (4)

... ... ... ...

Achmad Uzair, mahasiswa ISS (Institute of Social Studies) angkatan 2007/2008, Den Haag:

"Bagi saya, yang lebih penting adalah mendapatkan putusan pengadilan yang adil tentang perannya di masa lampau. Bukan menyita harta Pak Harto dan keluarganya yang didapatkan lewat tabiat mereka yang melanggar hukum."




Marilah, putra-putri Indonesia yang berada di Negara Belanda, ajukan tuntutan-tuntutan tersebut, terhadap Pemerintah Negara AS, pada Pengadilan Internasional di Den Haag (Mahkamah Internasional, Pengadilan Kriminal Internasional).

Selamat berjuang, jadilah pahlawan, bagi Bangsa dan Rakyat Indonesia!

No comments: